Duncan O'Finioan adalah salah satu contoh anak yang sejak usia 5 tahun telah mengikuti program seperti aktivasi otak tengah. Kedua orang tuanya membawa Duncan ke suatu tempat yang memberikan program latihan ini. Ketika tiba di sana, ia melihat banyak sekali anak - anak berusia antara 5 sampai 12 tahun. Sang instruktur pelatihan bertanya pada Duncan, apakah ia ingin ikut bermain dengan anak - anak yang lain? Ia menjawab "Ya, saya mau ikut bermain". Kedua orang tuanya kemudian diminta oleh instruktur pelatihan untuk meninggalkan ruangan.
Sang instruktur kemudian memberikan Duncan beberapa kertas dan pensil berwarna dan diminta untuk menulis atau menggambar apapun yang ia kehendaki. Dengan santainya, Duncan mulai menggambar dan memberi warna - warni yang ia inginkan. Secara tidak sadar, Duncan sebenarnya tengah menggambar dan mewarnai apa yang diterima oleh otaknya. Ia tengah menggambar dan mewarnai sinyal yang masuk ke dalam otaknya. Sinyal ini bervibrasi dengan getaran tertentu dan bersifat sebagai transmiter atau pemancar. Sementara anak anak itu asyik bermain, sang instruktur berjalan ke sana kemari sambil melihat siapa saja diantara anak - anak tersebut yang mampu menerima sinyal yang dipancarkan. Pertanyaannya, siapakah yang mengirim sinyal tersebut...?
Sinyal itu ternyata dikirimkan oleh sang instruktur itu sendiri. Ia adalah seorang spesialis yang mampu memancarkan pikiran. Ia membayangkan di dalam benaknya beberapa struktur seperti segitiga atau segi empat lengkap dengan warnanya. Kemudian sambil berjalan kaki, seoalah olah sedang memperhatikan apa yang dilakukan anak - anak kecil itu, ia mengamati, apakah si anak termasuk berbakat atau tidak. Tidak semua anak berhasil menangkap sinyal tersebut dan akan yang berhasil disebut anak berbakat. Proyek ini dikenal dengan nama "Talent Project."
Apa yang kemudian terjadi dengna Duncan? Karena termasuk anak yang berbakat, ia mengikuti latihan-latihan lain yang diberikan melalui berbagai cara. Ia juga mengikuti pelatihan di mana ia mengalami beberapa perlakuan hingga akhirnya kepribadiannya berubah. Ia diikat di kursi, kemudian ditusukkan jarum ke jari - jarinya. Tentu saja ia merasa kesakitan. Namun, karnea sebelumnya telah diberikan minuman yang mengandung efek seperti narkotik, maka ia berada dalam kondisi mampu "berkhayal".
![]() |
| Duncan (kiri) seorang yang mempunyai kekuatan super namun hidupnya penuh dengan penderitaan |
